Title: Story of Miss Shoppaholic and
Florist
Author: Bella Pratiwi
Genre: apa adanya
Cast:
- Marina Febriana L T as Marina
(Ina)
- Oka Pangestu Adi as Oka - Others
Cerita ini
hanyalah fiktif belaka. Bila ada kesamaan alur, tokoh, dan tempat itu merupakan
ketidaksengajaan.
HAPPY READING! ^^
[Author's POV]
Marina
adalah seorang gadis anak pengusaha kaya raya yang suka sekali berbelanja.
Teman-temannya menyebutnya sebagai Miss Shoppaholic. Setiap bulan sedikitnya
dua kali ia mengunjungi mall, hanya untuk mendapatkan barang-barang baru dengan
diskon yang fantastis.
Kali ini
ia diantar temannya ke sebuah mall ternama di Bogor. Memang jaraknya cukup jauh
dari rumah, alasannya ingin membandingkan harga dan kualitas barang yang ada di
Bogor dan di tempat tinggalnya, Tangerang. Bisa dibilang ia merasa puas, karena
perkiraannya sesuai. Harga barang yang ia beli cukup terjangkau dan saking
semangatnya berbelanja ia lupa bahwa temannya sedang menunggu di rumah sanak
saudara yang kebetulan dekat dengan mall itu.
Karena
hari sudah sore, ia menyudahi acara berbelanjanya dan segera pergi. Ia
mempercepat langkahnya ke rumah saudara temannya itu. Namun celakanya ia
tersandung batu karena highheelsnya tersebut. Ia menghentikan langkahnya di
depan toko bunga yang terlihat sedang ramai itu. Pelan-pelan ia mengurut
kakinya yang keseleo dengan tangannya.
[Marina's POV]
“Astaga
kenapa pakai acara tersandung segala sih..” Aku terus mengurut kakiku yang
sakit.
“Ya ampun!
Hari sudah mulai gelap, dan aku harus segera ke rumah saudaranya Witri itu.
Semoga saja dia tidak meninggalkanku. Ini kan Bogor. Tau apa aku soal kota ini?
Sudah cukup istirahatnya, baiklah akan kubawa lagi barang-barang ini.”
Akupun
mengangkat kembali barang-barang belanjaanku ini dan terus berjalan. Jalannya
tidak terlalu jauh, tapi terlalu berat untukku karena membawa semua ini.
Sesampainya disana aku mencari Witri. Namun sialnya, Witri meninggalkan aku.
Jahat sekali. Sepupu Witri menyuruhku bermalam dirumahnya dan besoknya baru ia
akan mengantarku pulang.
Tapi
bagaimana dengan ayah, ia pasti akan mengkhawatirkanku. Aku memutuskan untuk
menghubungi ayah. Kurogoh saku celanaku tapi ternyata handphone ku tidak ada.
Aku baru ingat kalau aku menaruhnya di tas. Ku cari-cari tasku ternyata tidak
ada juga. Sepertinya aku meninggalkannya di suatu tempat. Yap! Toko bunga itu.
Akupun izin meninggalkan rumah saudara Witri dan bergegas ke toko bunga. Semoga
saja masih ada.
[Oka's POV]
Hari ini
cukup melelahkan bagiku. Toko ku ramai pelanggan dan hampir tak ada waktu
istirahat. Hari ini aku memutuskan tutup toko lebih awal. Aku dan adikku butuh
istirahat yang cukup. Ketika kami sedang merapihkan toko, adikku menemukan
sebuah tas dan memberikannya kepadaku.
Kelihatannya
ini tas wanita, mungkin milik pelanggan. Karena penasaran dengan isinya, ku
buka tas berwarna merah ini. Di dalamnya ada sebuah smartphone, kosmetik
wanita, dan dompet yang isinya cukup menakjubkan. Terdapat KTP juga didalamnya.
Sekarang aku tau, tas ini milik seorang gadis, yang bernama Marina. Haruskah ku
kembalikan? Atau membiarkan gadis itu yang mencarinya? Sebaiknya ku simpan saja
dan lanjut merapihkan toko ini.
Semua sudah
bersih dan rapih, saatnya pulang. Hari ini adikku memilih menaiki taxi daripada
dibonceng olehku. Mungkin ia tidak ingin kedinginan. Aku turuti saja
kemauannya. Perlahan ku tutup pintu toko ini. Dari kejauhan ku lihat seorang
gadis berlari ke arahku. Sepertinya wajahnya tidak asing bagiku.
“Heuhh..
heuhh emmhh hamh hamh.. Apakah.. hemm.. kau melihat.. huft.. tas milikku?”
tanya seorang gadis yang sedang ‘ngos-ngosan’ ini kepadaku.
“Tas? Tas
apa?” tanyaku jail.
Ku fikir
dia lah pemilik tas yang tertinggal tadi. Wajahnya ternyata lebih manis
daripada di foto KTPnya. Dia memasang wajah ‘melas’ dan aku jadi tidak tega.
“Ini tas
milikmu?” tanyaku sambil menunjukkan tas merah yang tadi ku temukan.
Ia hanya
mengangguk. Sepertinya gadis ini sudah terlalu lelah untuk bicara. Ku berikan
tas itu padanya. Ia langsung memeriksa isinya. Curigaan sekali. Tiba-tiba raut
mukanya berubah.
“Dimana
KTP ku?” tanyanya kesal. Aku tersenyum. Ia semakin kesal.
“Bolehkah
ku bawa pulang?” ujarku ‘ceplas-ceplos’. Jujur aku suka melihat wajah kesalnya.
“Apa
maksudmu?”
“Aku ingin selalu melihat wajah manismu.”
“Aww”
teriakku spontan. Tiba-tiba gadis itu mencubit tanganku.
“Kau..
Marina Febriana L T. Aegyo face tapi agak galak sepertinya. Nasib baik kau
lebih muda satu tahun dariku.” ujarku sambil mengembalikan KTP miliknya.
“Apa
maksudmu? Dasar kau tukang bunga jahil!” ujarnya sambil berlalu.
[Author's POV]
Marina
berdiri di pinggir jalan. Ia seperti sedang menunggu taxi. Hari semakin gelap,
tapi belum ada satupun taxi lewat. Tiba-tiba sebuah motor berhenti didepannya.
Tidak lain tidak bukan, pengendaranya adalah Oka. Marina segera mengalihkan
pandangannya.
“Hey nona
Marina, hari sudah semakin gelap. Tidakkah gadis sepertimu merasa takut dijalan
sendirian? Rumahmu di Tangerang kan? Ayo ikut denganku, aku akan mengantarmu
pulang.” tawar Oka pada Marina.
“Bagaimana
aku bisa mempercayaimu?” jawab Marina dengan wajah penuh curiga.
“Aku ini
lelaki baik-baik, kau saja belum mengenalku” jawab Oka meyakinkan.
“Ingat,
hari sudah gelap~” lanjutnya.
“Ahh
baiklah! aku ikut denganmu.” jawab Marina pasrah.
Marina pun
menaiki motor milik Oka. Oka yang kebetulan tinggal di daerah Tangerang itu
dengan senang hati mengantar Marina pulang. Jauhnya jarak Bogor-Tangerang membuat
Oka mempercepat motornya agar tak sampai pulang terlalu larut. Marina terlihat
kedinginan dan Oka pun menyadarinya. *duhdramabangetya?-_-*
“Kau
kedinginan?” tanya Oka.
“Apa kau
akan meminjamkan jaketmu itu padaku? Drama sekali.” ujar Marina sambil mengepal
kedua tangannya yang membeku(?) itu.
“Haha kau
terlalu banyak menonton sinetron ya? Kalau kupinjamkan jaketku, aku pakai apa?
Nantinya aku yang sakit. Begitu kan?” canda Oka pada Marina.
“Aihh!”
jawab Marina sambil memukul pundak Oka.
“Haha.
Nona manis, bisakah kau turun sebentar?” pinta Oka seraya menghentikan motor
dan meminggirkannya.
“Kau akan
menurunkanku disini?” tanya Marina ketika turun dari motor itu.
“Kau fikir
aku setega itu?” ujar Oka sambil membuka jok motornya.
“Ini
pakailah.” lanjutnya, sambil memberikan sebuah jaket pada Marina.
“Kau menyimpan
jaket wanita di jokmu?” tanya Marina asal, sambil mengenakan jaket tersebut.
“Adikku
yang menyimpannya. Nasib baik ia tetap menaruhnya di jok. Bukankah itu takdir?”
jelas Oka. Marina hanya diam.
“Ayo naik
kembali!” perintah Oka.
Oka
mengemudikan motornya dengan cepat agar mereka cepat sampai. Karena takut
jatuh, Marina pun memeluk pinggang Oka. Saking nyamannya ia sampai tertidur.
Menyadari Marina tertidur, Oka pun memperlambat laju motornya. Sekitar jam
sembilan malam mereka sampai di depan komplek rumah Marina. Oka membangunkan
Marina dengan menggerakkan tubuhnya, dan Marina pun terbangun.
“Darimana
kau tau rumahku?” tanya Marina dengan suara khas orang bangun tidur.
“Aku
melihat KTP mu.” jawab Oka datar.
“Ohh.”
balas Marina.
“Baiklah,
tunjukkan aku dimana rumahmu?” pinta Oka.
“Tidak
usah repot-repot aku...”
“Hachiiemm”
bersin Oka memotong pembicaraan Marina.
“Kau juga
sepertinya sedang tidak enak badan. Terima kasih sudah mengantarku.” lanjut
Marina sambil membawa barang belanjaannya dan langsung berlalu. Oka pun segera
kembali kerumahnya.
- Two Days Later -
[Marina's POV]
“Sudah siap!”
Pagi ini
aku akan pergi ke Bogor lagi. Tak sabar rasanya, ingin mengunjungi toko bunga
itu. Tujuanku hari ini hanya untuk mengembalikan jaket milik adik dari tukang
bunga itu dan membeli bunga-bunganya sebagai ucapan terima kasihku. Seharian
kemarin aku terus memikirkan lelaki itu. Bagaimana tidak, ia telah banyak
menolongku tapi aku bahkan tidak tau namanya. Aku sadar waktu itu aku memang
terlalu jutek padanya. Bahkan terlalu tidak peduli untuk sekedar menanyakan
namanya. Mungkin karena seharian ditimpa masalah aku jadi sensitif, ditambah
dengan sikap jailnya itu.
Hari ini
aku membawa mobilku sendiri untuk mencegah hal buruk terjadi lagi padaku. Ku
kemudikan mobilku santai menuju Bogor. Sesampainya disana betapa terkejutnya
aku mendapati tokonya tutup. Bagaimana kalau ia tidak berjualan disini lagi? Ya
Tuhan. Kemana aku harus mencarinya? Semoga saja kegelisahanku ini tidak benar.
“Permisi,
ini siapa ya?” tanya seorang gadis padaku.
“Emm
namaku Marina, aku ingin membeli bunga.”
“Ohh, kau
kakak yang bernama Marina? Toko ini sementara tutup, kak. Sudah dua hari ini
kakakku Oka demam tinggi dan aku harus menjaganya.” jelas gadis tadi.
“Kau adik
dari Oka, tukang bunga di toko ini?” tanyaku.
“Iya kak.
Toko ini milik keluarga kami.” jawabnya.
“Bisa kau
antar aku menemuinya?” pintaku padanya. Ia mengangguk.
Aku pun
membawanya ke mobilku. Kalau dari wajahnya, sepertinya usianya tidak beda jauh
denganku. Tapi dia memanggilku dengan sebutan 'kakak', sedikit risih tapi ya
sudahlah niatnya memang menghormatiku. Di sepanjang jalan ia bercerita cukup
banyak tentang Oka, dan aku pun antusias mendengarkannya.
“Kak
Marina tau tidak, semenjak kak Oka bertemu denganmu ia jadi sering curhat
padaku.” ucap gadis itu sambil tersenyum meledekku. Aku yang sedang menyetir
jadi ikut tersenyum.
“Sepertinya
dia menyukaimu kak. Eh iya, sedari dulu ia belum pernah pacaran loh. Cie cie.”
lanjutnya sambil terus meledekku.
“Ahhaha,
yang benar saja?” tanyaku tak percaya.
“Serius.
Oh iya kak. Aku ingin bertanya padamu. Kau menyukainya atau tidak?” tanyanya
padaku.
“Hemm..
Jujur aku tak tau, apa mungkin aku jatuh cinta padanya. Kami baru sekali
bertemu.” jawabku apa adanya.
“Tidak
akan merasa kehilangan kalau ia pergi?” tanyanya mencurigakan. Membuatku tidak
mengerti.
“Apa
maksudmu?” aku balik bertanya.
“Ahh
tidak. Kak belok kiri lalu lurus, itu rumah kami.” jawabnya mengalihkan
pembicaraan. Aku hanya mengangguk.
Sesampainya dirumah Oka.
“Masuk
kak.” ajak gadis itu sambil membukakan pintu. Aku masuk dan duduk di ruang
tamu. Sementara ia memanggil kakaknya yang sepertinya sedang di kamar.
[Oka's POV]
Aku
seperti mendengar suara mobil berhenti di depan rumahku, dan aku mendengar
suara gadis. Mungkin adikku. Tapi ia kan tidak punya mobil? Ahh pasti bersama
temannya. Ehh tunggu dulu, sepertinya aku mendengar suara selain adikku. Aku
pernah mendengarnya. Sepertinya ia... Yap! Marina! Tapi apa mungkin Marina ke
rumah ku?
“Kak.. Kak
Oka..”
Aku
mendengar suara adikku memanggilku. Aku pun segera berpura-pura tidur. Perlahan
ia membuka pintu kamar dan melirikku. Sesaat kemudian, ia menutup pintunya
kembali dan pergi. Mudah sekali ia tertipu!
Tak lama
berselang pintu terbuka lagi, aku segera menutup mataku. Tercium wangi asing di
hidungku. Aku yakin ini pasti Marina. Wangi itu semakin mendekat. Tapi aku
enggan membuka mataku, aku bisa mengandalkan panca indera ku yang lain.
Aku
mendengar suara kursi yang di geser. Aku mencium wangi yang sangat dekat. Aku
mengintip sedikit, ternyata benar dugaanku. Marina duduk disamping kasurku.
Sepertinya ia akan menjagaku. Betapa senangnya diriku!
[Author's POV]
Dua jam
berlalu. Marina yang berniat menjaga Oka ternyata tertidur. Sama halnya dengan
Oka. Bedanya, Oka lebih dulu terbangun dan menyadari Marina masih tertidur. Oka
mengelus kepala Marina yang berada di dekat bantalnya.
“Kau tau,
kau itu sangat cantik dan berbeda dari yang lainnya..” bisik Oka di telinga
Marina.
Tangan Oka
kembali mengelus kepala dan Marina, sesaat kemudian ia mendekatkan bibirnya ke
dahi Marina dan menciumnya. Marina akhirnya terbangun dan terduduk.
“Kenapa
kau menciumku?” tanya Marina tiba-tiba.
“Aku hanya
mengecup dahimu,” jawab Oka polos.
“Itu sama
saja!” ujar Marina.
“Kau
marah?”
“Tidak.”
“Baiklah,
kau mau aku antar pulang?” tawar Oka. Marina menggeleng.
“Kau
istirahat saja yang cukup. Aku sangat berterimakasih padamu tuan Oka.”
“Untuk
apa?” tanya Oka sambil mengerutkan dahinya.
“Segalanya.”
“Biarkan
aku mengantarmu pulang.” tawar Oka kembali.
“Aku
membawa mobil sendiri, lagipula ini kan Tangerang, bukan Bogor.” jawab Marina
sambil beranjak dari tempat duduknya. Dengan segera Oka menarik tangan Marina.
“Tapi
berjanjilah besok kau akan meluangkan
waktumu untukku. Aku ingin menikmati waktu berkualitasku bersamamu.” pinta Oka
dengan wajah sedikit memohon.
“Baiklah.”
jawab Marina sambil berlalu.
- Keesokan Harinya -
[Marina's POV]
Hari ini
aku bangun lebih pagi dan langsung mandi. Sekarang aku terduduk menatap wajahku
di depan cermin. Ku rapihkan rambutku yang sedikit kusut, sambil memikirkan
perkataan Oka kemarin.
“Waktu
berkualitas. Apa maksudnya? Aku takut ia terkena... Ahh tidak tidak!”
Fikiran
negatif terus berputar di otakku, tapi aku terus menghempasnya. Aku adalah
gadis yang positif. Lagipula ini kan dunia nyata, bukan cerita sinetron.
Sepertinya benar kata Oka, aku terlalu banyak menonton sinetron. Padahal aku
lebih suka menonton drama Korea, haha.
‘Tiin..
Tiin..’
Suara
klakson mobil terdengar di halaman rumahku. Sepertinya itu Oka. Aku beranjak
keluar rumah dan melihatnya. Benar saja, itu adalah Oka dan mobilnya. Kenapa ia
membawa mobil? Padahalkan lebih romantis naik motor.
Ia
membukakan pintu mobil dan mempersilakanku masuk. Di dalam mobil suasana sempat
hening sampai ia yang memulai pembicaraan.
“Apa kau
punya referensi tempat yang indah untuk kita menghabiskan waktu hari ini?”
tanyanya sambil menyetir.
“Emm
bagaimana kalau taman lawang?” jawabku asal.
“Hah?”
tanyanya terkejut.
“Haha aku
hanya bercanda, kak.” ujarku sambil menertawai ekspresinya.
“Kau
memanggilku kak?”
“Iya,
katamu kau lebih tua setahun dariku.” jawabku santai.
“Kufikir
kau tak akan mengingatnya.”
“Baiklah
kita ke suatu tempat saja.” lanjutnya.
Aku turuti
saja kemauannya, dibawa ke tempat pembuangan sampah pun aku mau bila bersamanya.
“Ehh?
Kenapa aku jadi begini Apa mungkin aku jatuh cinta padanya?” tanyaku pada diri
sendiri. Lagi-lagi ku tepiskan semuanya dan menikmati saat-saat ini.
Ia
berhenti dan masuk ke sebuah swalayan, tapi menyuruhku untuk tetap di dalam
mobil. Lagi-lagi kuturuti kemauannya. Padahal sejujurnya aku paling heboh kalau
melihat tempat perbelanjaan seperti ini. Aku kan Miss Shoppaholic.
Tapi,
sekarang aku lebih suka menuruti apa yang dikatakannya daripada menuruti
hobiku. Itu membuatku lebih nyaman. Sekarang aku tersadar.. Aku memang
menyukainya. Tidak, bahkan lebih dari suka. Aku mencintainya.
‘Klek’
Ia membuka
pintu mobil dan menyadarkan aku dari lamunanku. Aku tersenyum padanya, iapun
membalasnya. Mata kami saling menatap untuk beberapa saat sampai kemudian ia
memberiku coklat dan eskrim, hualaa! Dengan cepat aku melahap keduanya~
[Oka's POV]
Aku masih
bersama seorang gadis yang kucintai disampingku. Setelah menghabiskan coklat
dan eskrim yang ku beli ia malah tertidur. Padahal tadi aku berniat mengajaknya
ke mall dulu, berhubung ia tidur langsung saja aku bawa dia ke tempat yang
sudah ku booking sebelumnya. Semua sudah ku persiapkan untuk menghabiskan waktu
berkualitasku ini dan menyisakan kenangan yang indah untuknya.
“Sudah
sampai!!” ujarku padanya, tapi ia masih tertidur. Muncul ide iseng di otakku,
menggelitikinya!
“Aaahhhaha
berhenti kak, aku tidak suka!!” ujarnya sambil keluar dari mobil.
“Kau iseng
sekali” ujarnya sambil manyun.
“Kau
cantik kalau seperti itu, haha” candaku.
“Ishh!”
“Ayo
ikut aku?” ajakku sambil memegang tangannya.
Aku
mengajaknya ke taman sederhana milik pribadi seseorang yang sudah aku pesan
sebelumnya. Aku tak yakin ia menyukai suasana seperti ini, tapi aku yakin bila
ia memiliki rasa padaku ia pasti tak akan mempersalahkannya.
Di taman
ini aku menghabiskan waktu dengannya mulai dari melukis, kami saling melukis
diri kami sendiri. Kemudian ia bernyanyi, dan aku memainkan gitar untuknya. Dan
terakhir kami berfoto, entah mungkin aku tak akan lagi bisa merasakan saat-saat
seperti ini.
Hari
beranjak sore, aku pun mengajaknya pergi ke tempat terakhir untuk hari ini. Ku
kemudikan mobil ini menuju sebuah Cafe ternama di Bandung, Bober Cafe. Aku
sudah merencanakan ini sebelumnya. Hari ini aku harus menyatakannya..
“Silahkan
nona manis..” ujarku sambil membukakan mobil untuknya.
“Wahhh”
ucapnya kagum, sambil memperhatikan dekorasi yang ditata seindah mungkin dengan
bunga-bunga.
“Lihatlah
tukang bunga, kau bisa menjual bunga-bunga cantik yang melimpah ini, haha”
candanya padaku. Aku pun tertawa.
Ku genggam
tangannya dan membawanya masuk ke dalam Cafe ini. Baru beberapa langkah masuk,
tiba-tiba pandangan disekitarku gelap...
***
“Hei kak,
kau benar-benar membuatku panik!” Sebuah suara terdengar di telingaku sesaat
setelah aku berhasil membuka kedua mataku. Akupun tersenyum dan bangun dari
tidurku.
“Saat kau
tiba-tiba terjatuh di Cafe tadi aku sangat panik, aku cepat-cepat membawamu
kerumah sakit tapi apa yang ku dapat? Dokter bilang kau hanya tertidur. Huftt”
jelasnya sambil memasang wajah lucunya.
“Maafkan
aku belum sempat bercerita padamu tentang hidupku. Sedari dulu memang aku punya
kebiasaan suka tertidur kapanpun dimanapun, jadi maklumi saja ya tak perlu
panik seperti itu. Hehe” jawabku sambil tersenyum lebar padanya.
“Sekarang
sudah jam 9, jam berapa kita pulang?” tanyanya.
“Astaga,
hemm ayo kita pulang sekarang!”
Gagal
sudah rencanaku hari ini. Kalau saja kebiasaan burukku itu tidak kumat mungkin
aku sudah menyatakannya dan menceritakan semua padanya. Hemm tapi mungkin ini
sudah takdirnya. Lagipula hari sudah larut, sebaiknya aku cepat pulang.
Setelah
menempuh empat jam perjalanan akhirnya kami sampai di rumah Marina. Kali ini
aku mengantarnya sampai ke depan rumahnya. Ia keluar dari pintu sampingnya. Dan
diluar mobil kami bertemu.
“Terima
kasih untuk hari ini Miss Shoppaholic.” ujarku padanya, ia tersenyum.
‘Cup’
Tiba-tiba
ia mencium bibirku sekilas dan langsung masuk ke rumahnya, sambil berkata “Terimakasih
untuk hari terindah dalam hidupku ini.” Rasanya aku akan... terbang!
[Oka's POV End]
[Author's POV]
Pukul 11
pagi, Marina baru terbangun dari tidur cantiknya. Ia langsung mengecek
ponselnya dan terdapat banyak panggilan tak terjawab dan sebuah pesan dari adik
Oka:
“Kak
Marina, semalam kak Oka bersamamu kan? Apa ia sudah bercerita semua padamu?”
Karena
panik Marina langsung menuju rumah Oka, tanpa mandi dahulu(?) bahkan ia lupa
apa sudah mencuci mukanya atau belum/?
Sesampainya
disana ia bertemu dengan adiknya Oka. Yang sepertinya baru saja sampai kerumah.
“Dimana
kakakmu?” tanya Marina padanya
“Emm
kakak..”
“Dimana?
Tolong beritahu aku..” ujar Marina memohon.
“Kakak
pergi” jawabnya datar.
“Pergi?
Pergi kemana? Kenapa tidak mengabarkan aku?” ujar Marina dengan berlinang air
mata.
“Kakak ke
Korea, dan pesawatnya sepertinya sudah take off sejak setengah jam yang la...”
Belum
sempat adik Oka meneruskan perkataannya, Marina langsung mengemudikan mobilnya
ke bandara Soekarno-Hatta. Gadis positif seperti Marina selalu mempercayai
adanya keajaiban. Dengan tekadnya ia sampai di bandara Soekarno-Hatta dan
mencari sosok Oka. Sialnya tak ada tanda-tanda keberadaan Oka. Sambil terus
mencari, Marina menangis sejadi-jadinya. Ia memutuskan menuju toilet untuk
membasuh air matanya. Dan...
“Miss
Shoppaholic”
“Kak Ok..”
“Hemm kau
mencarinya?”
“Hwaa
Witrii..” isak Marina sambil memeluk sahabatnya itu.
“Sabar yaa”
balas Witri sambil menepuk pundak Marina.
“Ehemm”
“Marina,
berbaliklah” pinta Witri pada Marina.
Dan
ternyata Oka sudah ada dihadapannya. Marina pun tak tau harus berkata apa lagi.
Oka menggenggam kedua tangan Marina.
“Tadinya
aku berniat ke Korea dan membuka cabang toko bungaku disana” ucap Oka memulai
pembicaraan. Marina menatap Oka lekat.
“Kau tega
meninggalkan aku? Membiarkan aku jatuh cinta padamu lalu meninggalkan aku
begitu saja? Jahat..” jawab Marina sambil melepas genggaman Oka. Oka langsung
memeluk Marina erat.
“Kumohon
maafkanlah, aku sudah memikirkannya kembali.” jawab Oka sambil melepas
pelukannya dan berlutut didepan Marina. Ia mengeluarkan bunga dan kotak.
“Aku akan
melanjutkan rencanaku, tetapi aku akan memulai semuanya denganmu. Maukah kau
menjadi pendamping hidupku?” ujar Oka dengan mata berkaca-kaca.
“Ambil
kotak cincin ini jika kau ingin hidup bersamaku, tapi jika tidak ambillah bunga
ini. Artinya kau menyetujui aku pergi sekarang. Aku tak akan mengulang untuk
meminta.” lanjutnya sambil memberikan pilihan itu didepan Marina.
Tanpa basa-basi Marina mengambil kotak cincin dari Oka.
“Aku siap
mendampingimu tukang bunga” jawab Marina sambil tersenyum lebar.
“Pasangkan
cincin ini dijariku dan temui orangtuaku.” lanjut Marina.
Oka pun
mengangguk dan memasangkan cincin itu di jari manis Marina. Kemudian
memeluknya.
“Terimakasih”
ujar Oka.
“Aku
berjanji akan selalu menjagamu, siapkah kau hidup di Korea bersamaku dan
memulai semuanya dari awal?” lanjut Oka.
“Pasti,
bila itu bersamamu.” jawab Marina.
“I love
you Miss Shoppaholic”
“I love
you too Florist”
Mereka pun hidup bahagia bersama
selama-lamanya:)
- THE END -
Mohon maaf
kalau jelek, typo, tidak rapih, terlalu banyak perpindahan sudut pandang (POV)
niatnya supaya feel cerita lebih terasa. FF ini spesial aku buat untuk
sahabatku Marina, dan doinya dan Oka.
Thanks for Reading~ ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar