Selasa, 26 Juni 2018

Lirik Lagu Everyday Kachuusha dan Uza JKT48 (Double Single)

Hai hai hai!
Lama nggak kasih konten di blog ini, jadi sekarang aku bawa konten lagi.
Udah tau JKT48 kan? Kalau belum tahu pasti belum kesini, hehe.
Lagu ini baru dibawakan hari ini loh 26 Juni 2018 di Live streaming Youtube InspirasiMusik dan Live IG @kompasmuda. Spesial banget karena ini double single JKT48. Baru kali ini loh! Reboost emang benar-benar awesome deh. Gimana menurut kalian?

Karena sangat penasaran dengan versi JKT48 nya, aku langsung rekam dan dengarin musiknya. Jadi untuk kalian yang sedang mencari di google "LIRIK LAGU EVERYDAY KACHUUSHA JKT48" atau "LIRIK LAGU UZA JKT48". Langsung dua, karena mereka double, nggak boleh dipisahkan.

Lagu pertama dulu ya, Ebikachu (Setiap Hari Berbando)

*******

Lirik JKT48 - Everyday Kachuusha

Saat mentari mulai bersinar
Lebih terik daripada hari kemarin
Ku kan segera berganti baju
Memakai kaus putih lalu mengajakmu pergi

Menaiki bis yang masih kosong
Melewati jalan raya di pinggir pantai
Mengejar hembus angin laut
Mencari musim panas
Lebih cepat dari siapapun

Dalam ruang di hatiku
Terlihat pemandangan yg sama
Sudah bertahun tahun telah berlalu
Kita tetap sebatas teman

Kachuusha~
Sambil melepasnya
Kau seketika berbalik ke arahku
Hanya melihat senyumanmu dalam angin
Kenapa ku tidak bisa berkata-kata
Walau ku sangat menyukaimu

Kachuusha~
Sambil melepasnya
Seakan rambut panjangmu tergerai
Sejak kapan kau jadi begitu dewasa
Sampai tanganku pun tak mampu menggapainya
Makin ku suka padamu

Everyday!
Every every everyday
Every everyday
Kachuusha girl

Every every everyday
Every everyday!

Pantai berpasir mirip denganmu
Tak bisa disusuri sesuai keinginan
Ombak mendekat saat menghindar
Jejak langkah kitapun
Terhapus dari atasnya

Tidak ada kepastian
Yang kuinginkan dari dirimu
Apa tahun depan ku bisa pergi ke laut
Denganmu yang polos

Kachuusha~
Kujalani cinta
Panjang pada dirimu yg memakainya
Sejak kita bertemu di kelas yang sama
Sampai hari ini dirimu makin cantik
Selalu meski musim terus berganti

Kachuushaa~
Tak ada yang dapat melebihi
Dirimu yg memakainya
Yang paling cocok di seluruh dunia
Menata rambutmu dengan halo malaikat
Jangan berubah selamanya

Kusuka dirimu tak terucapkan kata
Kusuka dirimu rasa di hatiku ini
Kusuka dirimu nantinya seperti bunga yang mekar
Cinta ini suatu hari pasti engkau sadari

Every every everyday
Every everyday
Kachuusha girl

Every every everyday
Every everyday
Kachuusha girl

*******

Nah. Itu liriknya. MV nya di rilis 1 Juli 2018, tetap dukung JKT48 dengan beli single nya nanti ya!
Gambaran MV nya tuh lucu banget kan, ya? Di pantai. Seifukunya juga lucu banget. Centernya juga lucu, kan? Si Zara Tengil wkwk. Tapi emang Zara tuh terbaik lah.
Jadi ga sabar sama single ini!
Sekian dulu nanti kalau rilis kita bahas lagi.

Doublenya nggak kalah keren. Tau cerita tweet Jokowi ke fanbase Beby JKT48 yang isinya ngomongin senbatsu Uza, kan? Usut punya usut akibat keteledoran admin, akhirnya dia dipecat. Tapi berkat ini Uza jadi bikin banyak orang penasaran loh. Belum rilis padahal!
Aku suka single Uza ini karena seleksi membernya objektif, berdasar audisi dan setiap member punya kesempatan yang sama. Nggak seperti single lain yang mungkin subjektif JOT, subjektif Fans, dan keberuntungan janken. Pokonya single ini beda. Mana koreonya susah banget kan! Wkwk.

Langsung aja, ini dia lirik Uza (Menjengkelkan)

*******

Lirik JKT48 - Uza!

Uza!

One two three

Mencintalah seperti kamu mencinta
Jangan pikir yang dibenak pasanganmu
Mencintalah seperti yang kau ingin
Jika beruntung bisa saling mencinta

Walaupun terluka...
Walau melukai...
Semakin serius
Kamu makin tidak menyadarinya

No way!
Berawal dari ciuman
Sebelum pakai teori
Gunakanlah dulu emosi

Do it!
Berawal dari ciuman
Memeluk erat lehernya
Ya, sebagai pengganti salam

Apa kamu memahami arti dari cinta?
Kebaikan saja tak membuat orang terkesan
Apa kamu tahu kekuatan dari cinta?
Jika saling pandang akan merebut semua

Orang lain itu
Bukan urusanku
Setiap memikirkanmu
Aku hilang kesadaran

Black out!
Di akhirnya lihatlah mimpi
Sebelum memikirkan takdir
Buang dulu kesombonganmu

Do it!
Di akhirnya lihatlah mimpi
Mengungkapkan cinta itu
Tidak membutuhkan jawaban

Uza! Uza! Uza! Semaunya!
Uza! Uza! Uza! Sebebasnya!
Uza! Uza! Uza! Monolog yang tak disuka

Uza! Uza! Uza! Mendadak!
Uza! Uza! Uza! Exciting!
Uza! Uza! Uza! Prolog milikku saja

Uza...
Uza...
Uza...

Uza! Uza! Uza! More closer!
(Mencintalah seperti kamu mencinta)
Uza! Uza! Uza! More deeper!

(Jangan pikir yang di benak pasanganmu)
Uza! Uza! Uza! Offensive monologue

Uza! Uza! Uza! More closer!
(Mencintalah seperti yang kau ingin)
Uza! Uza! Uza! More wilder!

(Jika beruntung bisa saling mencinta)
Uza! Uza! Uza! My only prologue

Uza!

*******

CMIIW. Karena ini hasil pendengaran rekaman, nggak 100% benar. Jadi harap koreksi ya sensei kalau ini menyeleweng hehe.

Terima kasih sudah mampir! :)

Rabu, 31 Januari 2018

Mahabbah (CERPEN)

Hai. Namaku Ratih. NIM 027. Aku mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika di salah satu universitas di Jakarta. Tahun ini, aku sudah memasuki semester akhir. Banyak suka duka yang telah ku alami selama ini. Suka, karena ini jurusan impianku, dan kampus idamanku. Duka, karena yang jadi impian dan idamanpun tak selalu sesuai dengan harapan.

"Ratih, anti laa ba'sa (kamu nggak papa)?" tanya Rita kepadaku. Aku diam. Aku memang ingin mogok bicara dan Rita tahu betul itu.

Ohiya, biar kuperkenalkan dulu siapa Rita ini. Rita ini sahabat hijrahku. Aku senang bersamanya, karena kami banyak kesamaan. Dia memang selangkah di atasku untuk urusan agama, tapi dia tidak keberatan untuk melangkah bersamaku.
Tak terasa kami sudah di penghujung masa kuliah, dan kami berkewajiban untuk mengikuti program profesi keguruan. Kami para mahasiswa menjalani tugas mengajar di sekolah yang berbeda. Beruntungnya, aku satu tempat tugas dengan Rita.

"Udah, yuk, mending Dhuhaa dulu?" ajak Rita. Aku mengikuti langkahnya ke Musholla sekolah. Memang sepertinya aku perlu banyak-banyak istighfar dan cerita sama Allah.
Setelah empat roka'at kami tunaikan, Rita mulai bicara lagi. Kali ini bijak. "Semua akan menikah pada waktunya, dan kamu harus siap". Aku mengangguk. Setelah 'mengadu' sama Allah tadi, aku memang jadi lebih tenang.

Mungkin banyak orang yang tidak suka akan sikapku yang mudah menggebu, dan menjadi menyebalkan kalau sudah kesal. Tapi perlu kalian tahu, Rita tak pernah merisaukan hal tersebut dan selalu bersabar dengan apa adanya aku. Itu yang menjadikan ia sangat berharga dalam hidupku.

Seperti saat ini, sejak tadi pagi aku jadi emosi dan Rita lah sasaran empukku sejak kami bertemu. Namun justru pada akhirnya Rita yang menyabarkan aku.

Aku menarik napas dan ingin mulai berbicara. Mogok bicara dengan sahabat memang tidak menyenangkan, kan? Kalian tahu betul itu.

"Taa, tau nggak dari ini semua apa yang paling bikin aku sedih?" tanyaku. Rita menggeleng. "Aku jadi inget aku udah mau umur 22, masih berlumur dosa, separuh agamaku belum disempurnakan," jawabku. Rita menahan tertawa. (in note: ungkapan bahwa menikah menyempurnakan separuh agama)
Aku tidak benar-benar serius menyampaikannya, aku memang sering ceplas-ceplos dan bercanda. Harap kalian tidak suuzhon dahulu.
"Aku tambahin," balas Rita. Aku ingin menutup telinga dalam hitungan satu... dua... "DAN DITINGGAL NIKAH."
Baik, Rita menang.

***

Maret, 2017

Seorang gadis sedang menatap ponsel dan membuka laman pesbuknya. Ia melihat lihat sebuah rekomendasi pertemanan yang kebetulan sangat ia kenali milik siapa. Tanpa pikir panjang ia menambahkan orang tersebut di daftar pertemanan.

Beberapa minggu kemudian si gadis mengikuti sebuah Dauroh. Disana, ia mendapati orang yang baru ia tambahkan di pertemanan pesbuk itu, menjadi panitia. Jantungnya berdegup. Ia jadi heran mengapa jantungnya berdegup.
Gadis itu memberanikan diri menatap orang tersebut saat orang tersebut bicara. Dan seperti tersambar halilintar, tatapan mata orang tersebut mengingatkannya pada "seseorang" di luar sana. Jantungnya semakin berdebar.

Sang gadis pulang dari Dauroh, dan kemudian terkejut ketika membuka instogram. Gadis itu terkejut karena dikirimi follow request oleh orang tadi.

Pertemanan di sosial media berlangsung biasa saja. Namun si gadis seperti merasa sudah menjadi teman dengan orang ini. Karena beberapa kali statusnya disukai orang ini, dan bahkan dikomentari.

Namun jangan berpikir kalau pertemanan di sosial media berarti berteman juga di dunia nyata. Karena nyatanya, mereka tak pernah mengobrol langsung. Mungkin hanya dalam bentuk saling menanggapi: kondisi ketika seseorang ini menjadi pembicara di acara yang gadis ini ikuti. Selebihnya, mungkin berbagi mic lewat hijab masjid? Hehe.

Maret 2020

Sang gadis membuka laman pesbuk dan terkejut. Rupanya seseorang ini mengunggah sebuah foto undangan pernikahan. Ia memperhatikan nama pasangan orang ini, dan cukup maklum. Ia memang sejak dulu mengenal wanita pasangan orang tersebut. Sang gadis lalu meninggalkan komentar: "barakallahulakuma...."
Beberapa jam kemudian mendapat balasan: "aamiin teh. Ditunggu kehadirannya,"

Dan terjadi begitu saja.

***

"Udah ngeledeknya?" tanyaku pada Rita. Rita masih saja menertawakan aku.
"Kamu cem..."
"Nggak." balasku cepat.

Memang aku tidak cemburu kok, aku hanya kecewa kenapa bukan aku yang mengundang duluan. Setidaknya, jadi lebih enak kan mengomentari barakallahulakuma-nya, kan bisa diberi kata-kata "dari Ratih dan keluarga".

"Yaudah, bagus kalau nggak cemburu. Lagipula kamu suka..."
"Aku nggak suka sama aa, Taa," balasku lagi dengan cepat.
"Dengerin dulu!"
"Oke,"
"Lagipula kamu suka aa, oke kagum sama aa, karena aa mirip seseorang kan?"
Aku menahan napas. Benar juga Rita.

***

Maret 2017

Sang gadis tak berkedip menatap pembicara di Dauroh tersebut. Seseorang yang berada di depan tersebut kalau boleh dikatakan, mirip dengan seseorang lain di luar sana -tatapannya. Sang gadis tak mau berasumsi lebih. Tapi ia jadi tak bisa berpikir panjang. Orang ini; anak PAI semester akhir yang menjabat sebagai ketua ini, punya mata yang sama dengan adik kelas yang dulu gadis ini sukai di SMA.

Pikiran sang gadis mengembara kesana-kemari, membayangkan betapa dulu ia suka pada adik kelas tersebut. Betapa ia menjadikan orang tersebut alasan mengapa ia harus berubah menjadi lebih baik, dan betapa alasan tersebut akhirnya berpindah haluan.

Tahu kan, katanya, niat itu selalu diperbaharui?
Dan itu yang terjadi pada sang gadis setelah lulus SMA. Setelah ia berhijrah karena alasan "seseorang", Allah datangkan lingkungan yang baik, yang membuatnya belajar melupakan lingkungan lamanya. Melupakan alasan awal mengapa ia harus berhijrah. Dan menemukan alasan baru kenapa ia harus menjadi lebih baik: karena Allah.

Walau pada kenyataannya istiqomah memang tak semudah hijrah, gadis ini selalu mendapat dorongan lagi dari lingkungannya dikala futur. Acapkali ia ingin bercampur lagi dengan kenangan, lagi-lagi nasihat dan teguran ia terima. Pahit memang, tapi bukankah obat yang pahit menyembuhkan segala sakit?

"Raa kalau kangen mending baca Qur'an."
"Raa daripada kangen, mending inget LPJ-an."
"Raa mending ini, Raa mending itu"
"Ra, Allah lagi Allah mulu Allah terus"

Yah, beribu kali kesalahan, beribu kali rasa malu, dan beribu pula tekad untuk bangkit dari masa lalu. Begitu seharusnya jiwa pemuda. Tidak kalah pada hawa nafsu!

Gadis ini bertekad melawan nafsunya. Ia tidak akan kalah pada pembicara di depan yang mirip sekali dengan masa lalunya tersebut. Tidak akan!

***

"Yaudahlah, udah Taa. Kan, kalau jodoh nggak kemana. Kalau kemana-mana berarti nggak jodoh. Selesai," balasku santai. "Lagipula, kan nggak boleh punya perasaan lebih sama orang yang belum tentu jodoh kita," tambahku. Ucapanku barusan itu... pastinya aku sedang sadar.
"Kalau sama kak Adnan gimana? Kaguman mana, ke aa atau kak Adnan?" tanyanya lagi.
Wah, inisih salahku yang terlalu semangat memuji orang di hadapan orang lain, padahal aku sendiri tidak mengerti perasaanku. Sehingga semua menyimpulkan yang bermacam-macam. Semoga Allah ampuni aku atas sikapku yang ini.
"Kak Adnan ketua himpunan jurusan kita dulu, Aa ketua organisasi kita dulu. Yah, karena mereka pemimpin, mereka sama sama aku hormati, kagumi, aku gugu, dan aku tiru dong!" balasku semangat. Yah, aku, kumat lagi.
"Tapi kalau ke aa sekarang nggak boleh, ya. Udah calon suami orang," nasihat Rita. Aku mengangguk-angguk. "Kalau sama kanan?" tanyaku balik. Kalian perlu tahu, aku hanya meledek, ingin tahu respon Rita.
"Aa umur 25 ya?" tanyanya.
"Iya, hampir."
"Kanan 24?"
"Iya."
"Yaudah, boleh"
"Udah gitu doang?"
"Iya. Ini ngomongin apa sih kita?! Mending kita dzikir, jangan lupa kirim Robithoh..."
"Oke Robithoh untuk laporan program profesi dan Robithoh untuk skripsi kita. Supaya hati kita bersatu sama dua benda itu!"
"Aamiin"

Robithoh versinya Izzatul Islam:
"Sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati ini telah berpadu, berhimpun dalam naungan cinta-Mu. Bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan menegakkan syari'at dalam kehidupan. Maka kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukkilah jalan-jalannya. Terangilah dengan cahayamu yang tiada pernah padam, ya Robbi bimbinglah kami...."

---

Amanat: jangan maksiat, dosanya berat. Kau tak akan kuat. Biar Dilan saja.